Sabtu, 09 Oktober 2010

Bali Beach Guide

Mungkin bagi Anda para traveler sudah tidak asing lagi dengan salah satu tujuan wisata terbaik di Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan oleh dunia internasional, yaitu Pulau Bali. Pulau Bali yang seakan tidak habis menyimpan pesona di seluruh penujurunya, terkenal dengan pesona alam berupa pantai-pantainya yang indah. Kali ini saya akan memberikan sebuah Bali Beach Guide, yang akan membahas khusus mengenai pantai-pantai di Bali.

1. Pantai Kuta
Sengaja saya tempatkan Pantai Kuta di urutan pertama dalam Bali Beach Guide ini. Siapa yang akan melewatkan Pantai Kuta bila pergi ke Pulau Bali? Pantai yang menjadi daya tarik utama di pulau ini terkenal dengan pasirnya yang kecoklatan dan ombaknya yang sedang-tidak terlalu besar, serta lengkapnya fasilitas yang terletak di kawasan belakang pantai, yaitu Jl. Legian. Hal ini membuat akses terhadap berbagai fasilitas seperti penginapan, toko suvenir dan mini market menjadi sangat mudah. 


2. Pantai Pecatu (Dreamland)
Jika kita mendengar Pantai Pecatu, mungkin akan sedikit kurang familiar di telinga. Namun jika Anda mendengar nama "Dreamland" pasti Anda akan langsung membayangkan sebuah pantai indah di kawasan Bali. Pantai Pecatu adalah Pantai Dreamland. Pantai yang hanya berjarak 15 menit dari Garuda Wisnu Kencana Cultural Park ini menjadi salah satu primadona bagi para peselancar. Ombak yang cenderung besar dan tinggi, khususnya pada bulan-bulan tertentu (Agustus, misalnya) menjadi salah satu pesona pantai ini. Hal ini ditambah dengan dibangunnya berbagai resort dan club sehingga menjadikan pantai ini pesaing kuat Pantai Kuta. 

3. Pantai Padang-Padang
Apabila Anda ingin mencari sebuah pantai yang agak tenang untuk berjemur namun masih dapat bermain air dengan ombak-ombaknya, Anda sebaiknya berkunjung ke Pantai Padang-Padang. Pantai Padang-Padang yang terletak agak tersembunyi ini merupakan salah satu pantai yang mulai diserbu oleh para wisatawan. Keadaan air di Pantai Padang-Padang bergantung pada waktu kunjungan Anda. Jika Anda berkunjung pada awal bulan, keadaan air akan sedikit lebih tenang dengan ombak yang tidak terlalu besar. Namun apabila Anda datang mendekati pertengahan hingga akhir bulan, ombak disini akan relatif besar. Tidak heran jika sering diadakan kompetisi berselancar pada akhir bulan. Pantai ini juga pernah dikunjungi Julia Roberts dalam rangka shooting filmnya, Eat, Pray, Love. 

4. Pantai Lovina
 Kesan pertama jika Anda mendatangi Pantai Lovina mungkin adalah bertanya-tanya mengapa pantai ini berbeda dengan pantai di Bali pada umumnya. Pantai Lovina yang dikelilingi oleh pasir hitam yang kasar, laut yang agak berkarang, dan hampir tidak ada ombak. Memang Pantai Lovina bukanlah sebuah pantai yang ditujukan untuk rekreasi seperti berenang, berselancar atau bermain air. Pantai Lovina mempunyai daya tarik tersendiri, yaitu pantai ini adalah surga bagi para lumba-lumba. Namun, untuk menyaksikan lumba-lumba ini, harus dengan sedikit keberuntungan dan usaha. Lumba-lumba biasanya muncul pada pagi hari dan Pantai Lovina yang terletak di ujung utara Pulau Bali ini butuh waktu tempuh sekitar 3 jam dari Pantai Kuta / Denpasar. Jadi Anda harus berangkat pagi sekali.

5. Pantai Sanur
Pantai Sanur seolah-olah mengatakan, jika Anda ingin ketenangan dan bersantai, datanglah kemari! Pantai yang terletak di wilayah kota ini sangatlah ideal untuk sekedar bersantai dan...tidur. Hal ini dikarenakan keadaan pantai yang tidak terlalu panas dibandingkan dengan pantai-pantai di Bali lainnya, juga karena angin yang berhembus.










Jumat, 01 Oktober 2010

Pulau Peucang: Mahakarya Alam dan Konservasi Lingkungan di Ujung Barat Pulau Jawa


Pulau Peucang, 2010
Jika kita mendengar kata "Taman Nasional", sudah tentu kita akan membayangkan sebuah taman wisata alam yang terjaga kelestariannya oleh negara. Hal inilah yang secara nyata terwujud di Taman Nasional Ujung Kulon. Taman Nasional Ujung Kulon memiliki banyak wilayah konservasi yang dapat dijadikan objek wisata yang menarik bagi wisatawan lokal maupun domestik. Keadaannya yang masih asri dan sangat terjaga, serta juah dari pengaruh modernisasi menjadikan taman nasional ini tetap terjaga keindahannya. Pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman saya mengungjungi salah satu pulau yang masih termasuk dalam pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon, yaitu Pulau Peucang (Bahasa Sunda, diucapkan: Pe-cang). Pulau Peucang terletak di sebelah utara barat dari Ujung Kulon, sebuah pulau kecil yang terpisah dari Pulau Jawa. 

Menuju Ujung Kulon dan Pulau Peucang
Jika Anda ingin menuju Pulau Peucang, Anda dapat menempuh perjalanan melalu arah Jakarta-Serang-Labuan-Pandeglang-Sumur dalam waktu kurang lebih 6 jam. Anda juga dapat melalui jalur Cilegon-Anyer-Carita-Pandeglang, namun dengan jarak tempuh yang lebih lama (sekitar 7,5 jam). Jika Anda sudah mencapai Desa Sumur, Anda dapat menyewa kapal untuk menyebrang ke Pulau Peucang. Kapal yang disewa ini akan menjadi kendaraan operasional Anda untuk berpergian selama berada di Pulau Peucang. Tentunya Anda berminat untuk meng-explore pulau-pulau lain di luar Pulau Peucang, bukan? Perjalanan dari Desa Sumur menuju Pualu Peucang ditempuh perjalanan sekitar 2,5-3 jam.

Pulau Peucang
Kesan saya pertama kali menginjakkan kaki di dermaga Pulau Peucang adalah mengambil kesimpulan bahwa tempat ini memang benar-benar dijaga kelestariannya. Pantai dengan pasir putih yang halus dan air yang berwarna biru dan hijau yang sangat bening membuat saya dapat melihat sekumpulan ikan-ikan yang sedang berenang di pinggir pantai. Ketika saya menuju penginapan yang berupa barak-barak atau rumah yang dibuat dari papan dan kayu, saya beserta rombongan disambut oleh berbagai satwa yang memang berhabitat disitu. Satwa yang saya jumpai sepintas memang dikategorikan sebagai hewan liar, namun karena sudah terbiasa dengan kehadiran manusia di pulau itu, mereka pun tidak merasa takut atau ingin menyerang manusia. Satwa tersebut adalah babi hutan, rusa, biawak dan monyet. Meskipun tidak menyerang, sebaiknya kita juga tidak mengganggu mereka. Keadaan laut di Pulau Peucang pun relatif tenang, hampir tidak ada ombak, jadi Anda dapat dengan santai bermain air atau bermain pasir di sekitar pantai.

Tanjung Layar (Cibom): Tepi Barat Pulau Jawa
Hutan konservasi di Tanjung Layar
Jika Pulau Peucang adalah sebuah pulau yang terpisah dari Pulau Jawa, maka kita akan kembali menginjakkan kaki di Pulau Jawa jika ingin mengunjungi Tanjung Layar atau Cibom. Tanjung Layar atau Cibom adalah ujung paling barat dari Pulau Jawa, atau dengan kata lain "ujungnya' Ujung Kulon.  Cara menuju Tanjung Layar atau Cibom ini adalah dengan menggunakan perahu yang sama, namun disini tidak terdapat dermaga. Perahu besar tidak dapat menepi ke pinggiran pantai karena terdapat karang-karang yang besar dan tajam. Setelah berjarak sekitar 20 meter dari pantai Tanjung Layar atau Cibom, perjalanan digunakan dengan menggunakan sampan. Perjalanan singkat dengan menggunakan sampan ini memang sedikit menegangkan, khususnya apabila ombak sedang sedikit tinggi. Ketika saya bertanya kepada pemandu dan nakhoda perahu yang saya tumpangi, "Mengapa tidak dibangun dermaga disini?" Mereka pun menjawab dengan alasan "Agar tidak ada nelayan yang bisa berlabuh disini". Maksudnya adalah agar tempat ini tidak didatangi oleh nelayan-nelayan nakal dan tidak bertanggungjawab yang dikhawatirkan akan merusak lingkungan di tempat ini. Saya menyimpulkan bahwa alasan ini tidak berlaku hanya untuk para nelayan semata, juga berlaku untuk para pihak lain yang dimungkinkan dapat merusak lingkungan di wilayah ini.
Mirip dengan lokasi film "Lord of The Rings"
Di Tanjung Layar atau Cibom, Anda harus bersiap-siap dengan fisik Anda, karena medan yang harus dilalui tidaklah mudah. Jalur hutan yang licin, berlumpur dan berbatu, serta jalanan yang menanjak dan menurun harus benar-benar dilalui secara hati-hati. Untuk menjelajahi Tanjung Layar atau Cibom secara keseluruhan, anda terlebih dahulu harus menyusuri hutan belantara yang sangat panjang jaraknya. Sekitar lebih dari 1 km. Mungkin jarak tersebut tidak tergolong jauh bagi beberapa orang, namun yang harus diperhatikan disini adalah medan yang cukup sulit, hendaknya Anda berhati-hati dalam melangkah dan tidak perlu teburu-buru. Ketika perjalanan menjadi sedikit mendaki, Anda akan mencapai sebuah dataran tinggi yang berupa hamparan rerumputan dan bebatuan yang tinggi. Tempat ini mengingatkan saya pada lokasi shooting film Lord of The Rings.
Salah satu pantai di ujung Pulau Jawa
Setelah sejenak beristirahat di dataran tinggi Tanjung Layar atau Cibom, saya beserta rombongan terus melanjutkan perjalanan dengan melihat berbagai pesona alam yang tidak henti-hentinya membuat kagum. Terdapat banyak sisi pantai yang berbatu dan berkarang dengan ombak yang sangat kencang, terdapat berbagai bangunan tua berupa benteng dan mercusuar kuno yang dibangun oleh pemerintah Hindia-Belanda pada zaman kolonial. Perjalanan saya terhenti ketika mencapai sebuah tebing tinggi dengan jurang yang sangat dalam. Ya, saya sudah mencapai ujung. Ujung dari Pulau Jawa. Karena perjalanan sudah selesai, saya dan rombongan pun kembali bertolak menuju pantai dimana perahu dan sampan kami berlabuh.

Para Penghuni Cidaun 
Sekawanan Banteng di Cidaun
Jika kita berkunjung ke Ujung Kulon, rasanya tidak puas jika tidak melihat Badak Jawa yang menjadi satwa khas dan icon dari Ujung Kulon itu sendiri. Dikatakan bahwa kita dapat melihat Badak Jawa beserta satwa-satwa lainnya di kawasan Cidaun (Cidaon) yang masih terletak di semenanjung Ujung Kulon. Sama seperti Tanjung Layar atau Cibom, kawasan Cidaun ini merupakan hutan belantara, namun medan yang harus dilalui tidaklah sesulit Tanjung Layar atau Cibom. Di kawasan ini, terdapat banyak satwa yang dilestarikan selain Badak Jawa, yaitu antara lain adalah banteng dan burung merak. Namun amat disayangkan, karena kemungkinan sedang tidak beruntung atau karena setelah diguyur hujan, saya tidak dapat melihat langsung Badak Jawa dan burung merak tersebut. Saya hanya dapat melihat kawanan banteng yang berjumlah sekitar 6 ekor. Namun saya sudah merasa cukup puas dengan melihat satwa yang masih liar dengan langsung.
Finding Nemo!
Sebelum saya berpindah menuju tujuan kita berikutnya, saya pun menyempatkan untuk snorkeling di titik-titik tertentu yang menurut pemandu saya, merupakan lokasi yang memiliki terumbu karang yang indah. Memang benar apa yan dikatakan pemandu saya, dalam wilayah ini terdapat berbagai biota laut yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di televisi, seperti Clown Fish (ikan dalam film "Finding Nemo"),

Pulau Handeuleum: Menanti Sinyal Handphone
Setelah beranjak dari Cidaun, kami menuju sebuah wilayah yang tidak kalah indah, yang bernama Pulau Handeuleum (baca: Handelem, Sunda). Sebelum kita beranjak ke pulau ini, kami diinformasikan bahwa disana merupakan wilayah yang terjangkau oleh sinyal handphone. Saya pun merasa sedikit senang, karena hanya ingin sekedar berkomunikasi dengan keluarga dan teman yang berada di Jakarta. Karena Pulau Handeuleum ini terletak sangat dekat dengan Desa Sumur, maka orag-orang yang mendiami pulau ini jumlahnya juga agak banyak. Anda dapat membeli suvenir khas Ujung Kulon seperti gantungan kunci dan T-Shirt disini.
Canoeing menyusuri sungai di Pulau Handeuleum
Salah satu kegiatan yang dapat Anda lakukan disini adalah canoeing. Rute kano yang dilewati adalah sebuah sungai kecil yang  terdapat di sebuah pulau kecil. Sungai tersebut mengalir dari dalam pulau sehingga saya harus memasuki sungai tersebut dari laut. Lagi-lagi, sebuah pengalaman yang menegangkan dengan menggunakan kano, karena saya harus menjaga keseimbangan agar kano tidak oleng. Di kawasan ini seharusnya terdapat beberapa satwa liar, namun sekali lagi karena sedang kurang beruntung, saya tidak menjumpai satwa satupun.
Pulau Handeleum merupakan tujuan terkahir dalam perjalanan wisata saya di Ujung Kulon kali ini. Seperti yang kita ketahui, selain ketiga tempat di atas, Ujung Kulon masih menyimpan banyak pesona dan misteri yang dapat kita jelajahi. Ditambah dengan status Ujung Kulon yang merupakan Taman Nasional menjadikan kawasan ini terjaga dan terjamin keindahannya.

Tips
Tips yang perlu dperhatikan saat berkunjung ke Ujung Kulon:
  1. Karena mayoritas perjalanan dilakukan dengan perahu, janga lupa untuk membawa obat anti mabuk bagi mereka yang sering mabuk laut.
  2. Jika Anda menyusuri kawasan hutan disini, gunakanlah sandal yang kuat, tidak disarankan menggunakan sandal jepit.
  3. Bawalah extension cord atau stop kontak ganda, mengingat hanya ada satu stop kontak untuk satu kamar. Hal ini perlu bagi anda yang ingin mengisi baterai dari perangkat elektronik Anda. Perlu diingat bahwa untuk di Pulau Peucang, listrik yang dihidupkan dengan generator hanya diaktifkan pada malam hari.
Rapor Pulau Peucang dan Sekitar
Akomodasi dan Penginapan: 70
Karena tempat ini memang bukan tempat wisata komersil, melainkan sebuah tempat konservasi alam, maka akomodasi dan penginapan yang disediakan sangat minmalis. Hanya berupa barak-barak.

Keadaan Alam: 95
Alam yang masih terjaga dan lestari, patut diberi nilai tinggi!
                          
Keadaan Kota: 70
Pulau Peucang bukanlah sebuah kota, jadi tidak terdapat kesibukan yang terlihat dari sebuah perkotaan atau bahkan pedesaan. Hanya ada sejumlah orang yang berdiam disini yang bertugas untuk menjaga Taman Nasional ini.

Kuliner: 65
Tidak terdapat kuliner yang khas di kawasan ini. Hanya masakan-masakan rumah pada umumnya. Namun jika Anda sedang berada di Desa Sumur, Anda dapat merasakan Bakso Ikan khas Pandeglang.

Transportasi: 80
Transportasi yang digunakan disini hanyalah perahu atau kapal. Ketersediaan perahu atau kapal berupa penyewaam juga sudah tersedia disini.

Fasilitas: 70
Dalam wisata menuju Pulau Peucang dan sekitar, Anda memang tidak dapat mengharapkan fasilitas yang serba lengkap disini. Namun segala kebutuhan yang penting sudah terakomodasi disini, seperti penginapan, toiler, dan musholla,

Cinderamata: 75
Anda dapat menemukan cinderamata berupa T-Shirt yang dapat dibeli di Pulau Peucang dan Handeuleum.

Budgeting: 70 
Mengunjungi Ujung Kulon memang tidak terlalu mahal ataupun murah. Karena banyak pengeluaran yang wajib agar perjalanan ini terwujud, seperti sewa kapal, maka menurut saya pengeluaran sebesar Rp. 600.000 -700.000 adalah pengeluaran yang wajar.

Nilai Total Pulau Peucang: 74.375
Pesona alam yang terjaga dan dilestarikan sudah sewajarnya memberikan pesona terbaik yang dapat ia tawarkan. Pulau Peucang dan Ujung Kulon sebagai Taman Nasional yang dijaga oleh Pemerintah Indonesia dan juga diakui oleh WWF dan Greenpeace, merupakan sebuah kebanggaan nasional yang harus kita jaga dan lestarikan. Sebagai salah satu pesona alam yang dimiliki Indonesia, tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa Pulau Peucang dan Ujung Kulon adalah salah satu tujuan wisata terbaik di Indonesia.

Terima kasih kepada segenap panitia Ombak7 Adventure, sesama peserta dan keramahan dari penduduk Pandeglang dan Ujung Kulon. 
Contact Person di Ujung Kulon: Bpk. Matang (081380101684) untuk penyewaan perahu. 









Rabu, 15 September 2010

Batu Karas dan Green Canyon: Sensasi Outdoor yang Sesungguhnya

Pantai Batu Karas, 2009.

Propinsi Jawa Barat kembali menawarkan pesona outdoor adventure-nya yang mengagumkan. Dua pesona wisata sekaligus ditawarkan kepada para wisatawan yang gemar ber-adventure, sekaligus menikmati pantai yaitu Pantai Batu Karas dan Green Canyon Hal ini tidak mengherankan, karena kedua tempat wisata ini sangat berdekatan, sehingga para wisatawan pasti akan berkunjung ke dua tempat ini secara bersamaan. 

Menuju Pantai Batu Karas dan Green Canyon
Akses menuju kedua tempat ini membutuhkan sekitar 8-9 jam perjalanan dari Jakarta dengan menggunakan mobil. Jalan yang harus dilalui adalah menuju arah Bandung (Tol Cipularang) - Nagrek - Ciamis - Banjar - Pangandaran - Cijulang.

Berselancar di Pantai Batu Karas
Pantai Batu Karas yang berombak
Bagi Anda yang pernah atau gemar mengunjungi Pantai Pangandaran, pastinya tidak akan terlalu heran dan takjub dengan Pantai Batu Karas, karena kedua pantai ini masih dalam satu kawasan. Pantai Batu Karas hanya berjarak 1 jam dari Pantai Pangandaran. Nama dari Pantai Batu Karas sendiri diambil dari nama desa dari pantai tersebut, yaitu Desa Batu Karas, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pada dasarnya, Pantai Batu Karas bukanlah hal yang baru bagi orang-orang yang gemar berselancar atau para surfer. Karena Pantai Batu Karas adalah surga bagi para surfer, karena lokasi yang relatif dekat; atau dengan kata lain "tidak usah repot-repot ke Bali". Selain surfing, anda juga dapat berenang-renang dan naik perahu. Karena Pantai Batu Karas adalah tempat yang ideal untuk berselancar, sudah pasti pantai ini memiliki ombak yang cukup besar, dan pasir yang menyelimuti pantai ini berwarna hitam. Apabila anda ingin mencoba berselancar dengan papan selancar atau sekedar body surfing saja, dengan mudah Anda dapat menemukan penyewaan-penyewaan di pinggir pantai. Penginapan-penginapan dan tempat makanpun sudah terlihat berjejer di sekitar kawasan pantai. Namun yang perlu diingat adalah penginapan-penginapan mayoritas masih semi-modern, berbeda seperti pantai-pantai yang sudah modern seperti Anyer atau Carita. Pantai Batu Karas memang masih belum digolongkan sebagai pantai komersil, sehingga beberapa fasilitas masih belum cukup memadai seperti layaknya pantai-pantai komersil. Meskipun demikian, akomodasi yang diberikan sudah sangat cukup, namun masalah yang sering timbul adalah ketika peak season tiba, penginapan-penginapan akan cenderung penuh, sehingga Anda akan kesulitan mencari kamar. Apabila demikian, masih ada pilihan lain yaitu menginap di rumah-rumah penduduk desa yang disewakan.
Surf's up!
Sisi lain Pantai Batu Karas
Salah satu daya tarik Pantai Batu Karas yang membuat saya kagum adalah kuliner yang disajikan tempat makan di pinggir pantai. Rasanya luar biasa nikmat dengan harga terjangkau. Salah satu tempat makan yang paling terkenal adalah Warung Makan Kang Ayi. Selain keindahan pantainya, salah satu daya tarik Pantai Batu Karas dalah wisata alam yang masih asli dan asri. Kawasan ini juga terkena dampak akibat tsunami yang menghantam Pantai Pangandaran tahun 2006 silam. Desa Batu Karas dikelilingi oleh dataran yang tinggi berupa bukit-bukit dan bebatuan yang dipenuhi oleh semak belukar dan hutan-hutan kecil.   Bukit-bukit ini dapat Anda jelajahi dengan medan yang sedikit berat, namun sensasi outdoor adventure benar-benar dapat anda rasakan disini. Ketika saya dan kedua teman saya menelusuri jejak yang berbukit dan penuh semak, dan kahirnya kami menemukan sebuah pantai tersembunyi di bagian timur, dimana pantai tersebut sangat sepi dan kosong. Hanya kami bertigalah yang berdiri di pantai tersembunyi itu. Pantai terrsebut memiki tekstur yang sama seperti pantai utama Batu Karas, namun terdapat gugusan bebatuan yang masih menempel di bibir pantai, serta sebuah bongakahan batu raksasa di tengah pantai.
Pada dasarnya, Pantai Batu Karas is not just all about beaches. Masih banyak pesona alam yang bisa anda explore disini. Jadi jangan pernah bosan bertanya lokasi-lokasi yang menarik kepada penduduk sekitar dan berjalan kemanapun angin membawa anda (tapi jangan sampai tersasar)!

Green Canyon
Green Canyon
Green Canyon, atau yang lebih dikenal sebagai Cukang Taneuh oleh penduduk lokal merupakan salah satu objek wisata yang sangat mengagumkan dan menyenangkan. Sesuai dengan namanya, yaitu Green Canyon, tempat ini adalah sebuah ngarai dibelah oleh sungai dengan warna dominan hijau. termasuk warna airnya. Green Canyon masih berlokasi di Cijulang, hanya sekitar 15-20 menit dari Pantai Batu Karas. Sebagai wisata sungai, tentunya kita menyusuri Green Canyon dengan perahu yang disewa. Namun akan mencapai titik dimana perahu tidak dapat melaju karena ada bebatuan yang menghalangi jalur sungai. Untuk melanjutkan perjalanan, anda harus berenang. Jangan khawatir bagi Anda yang tidak dapat berenang, karena akan disediakan pelampung, sehingga Anda akan mengapung diatas sungai yang memiliki kedalaman 4-8 meter ini. Namun tetap saja, Anda harus mampu mengayuhkan diri Anda (berenang) untuk bergerak maju menyusuri sungai Green Canyon, jika tidak, Anda akan terseret kembali ke start. Jalur sungai yang harus dilalui tidaklah selalu mulus. Anda terkadang harus melawan arus, namun ada kalanya anda mengikuti arus dan harus berhati-hati agar kaki Anda tidak terbentur bebatuan yang samar-samar terlihat di dalam air. Namun apabila Anda berhati-hati dan memperhatikan instruksi dari pemandu, Anda dijamin akan baik-baik saja. Bagi Anda yang cukup bernyali, Anda dapat menaiki tebing-tebing pada titik tertentu di Green Canyon dan melompat ke dalam sungai dari ketinggian 8 meter!
Tidak dapat dipungkiri bahwa kedua objek wisata ini saling melengkapi satu sama lain. Akan merasa kurang lengkap jika Anda hanya mengunjungi salah satu objek wisata ini saja. Rasakan pesona pantai yang indah dan tampilan sebuah ngarai (canyon) yang menakjubkan dalam satu tempat!

Tips
Tips yang perlu dperhatikan saat berkunjung ke Pantai Batu Karas / Green Canyon adalah:
  1. Disarankan untuk membawa mobil pribadi / menyewa. Rute angkutan umum pada dasarnya memang sudah tersedia, namun Anda harus berganti angkutan umum beberapa kali agar dapat mencapai kedua tempat ini.
  2. Berangkatlah di pagi hari, karena penerangan di daerah Cijulang masih sedikit minim, sehingga Anda harus berhati-hati dalam mengemudi.
  3. Bersiap-siaplah untuk tidak mendapatkan hotel. Anda boleh saja berencana untuk menginap di hotel, namun karena jumlah penginapan disini masih sangat sedikit dan seringkali penuh, Anda harus mempunyai rencana cadangan untuk tempat menginap, yaitu rumah penduduk.
Rapor Batu Karas dan Green Canyon
Akomodasi dan Penginapan: 85
Penginapan seperti hotel dan penginapan ala backpacker sudah tersedia. Namun Anda harus memperhatikan pada saat peak season, dimana hotel dan penginapan akan penuh.

Keadaan Alam: 80
Karena lokasi Pantai Batu Karas dan Green Canyon yang masih belum terlalu terjamah dengan modernisasi, keadaan alamnya masih sangat terjaga.
                          
Keadaan Kota: 70
Keadaan kota di Pantai Batu Karas dan Green Canyon dapat dikatakan tidak terlalu ramai. Keramaian hanya dapat ditemukan di beberapa titik tertentu.

Kuliner: 85
Salah satu daya tarik yang diberikan Pantai Batu Karas dan Green Canyon (khususnya Pantai Batu Karas) adalah sajian kulinernya. Pada tempat ini memang tidak terdapat menuh yang khas, namun makanan yang disajikan sangatlah lezat. Salah satu restoran yang paling terkenal di Pantai Batu Karas adalah Warung Makan Kang Ayi.

Transportasi: 60
Jika Anda tidak membawa atau menyewa mobil dari rumah, Anda akan kesulitan menemukan saran transportasi disini. Anda bisa menggunakan ojek, namun Anda harus sedikit cermat untuk mencarinya.

Fasilitas: 70
Fasilitas yang disediakan dapat dikatakan memadai, antara lain penjual minuman dan makanan dan puskesmas sudah tersedia. Namun masalah transportasi dapat dikatakan masih kurang.

Cinderamata: 70
Anda dapat menemukan berbagai cinderamata yang berbau surfing, seperti baju dan papan surfing di Pantai Batu Karas dan kerajinan tangan di Green Canyon.

Budgeting: 70 
Mengunjungi Pantai Batu Karas dan Green Canyon tidak terlalu mahal. Kemungkinan budgeting Anda akan terpaku pada masalah penginapan dan bahan bakar transportasi. Maka dari itu, disarankan agar berpergian secara beramai-ramai agar Anda dapat "patungan".

Nilai Total Batu Karas dan Green Canyon: 73.75
Batu Karas dan Green Canyon adalah sebuah wisata yang wajib Anda kunjungi. Memang akses menuju tempat ini sedikit jauh dari Jakarta. Namun bagi Anda yang bertempat tinggal di Bandung dan sekitar, tempat ini dapat menjadi salah satu tempat wisata favorit yang dapat dikunjungi.

Terima kasih kepada rekan-rekan kuliah "Sebagian Kecil 2005" yng telah mengajak dan ikutserta dalam perjalanan ini: Achie, Abay, Omen, Bondan, Acox, Ucil, Tonot, Bram, Renty, Bottie, Runi, Dion, Adist, Amel, Blangkon, Christo, Peat, dan Bilma.

Senin, 30 Agustus 2010

Pulau Tidung: Sebuah Persembahan dari Kepulauan Seribu


Pulau Tidung, 2010
Pada pertengahan tahun 2010, dunia wisata dan travel dibuat terkesima dengan ditemukannya sebuah surga baru di kawasan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Kepulauan Seribu memang bukanlah sebuah tujuan wisata yang baru, namun potensi wisata dari kepulauan ini belum sepenuhnya di-explore secara menyeluruh. Anda bisa membayangkan, jumlah pulau yang demikian banyak di Kepulauan Seribu (baik yang berpenghuni maupun tidak) pastinya menyimpan banyak potensi wisata yang bisa kita gali (dan jaga, tentunya).
Keberadaan Pulau Tidung pada dasarnya sudah ada sejak dahulu. Namun eksploitasi Pulau Tidung sebagai tempat tujuan wisata baru digembor-gemborkan pada awal dan pertengahan tahun 2010. Sejak itu, banyak perusahaan wisata yang mengusahakan paket perjalanan ke pulau ini. Karena biaya untuk berwisata di pulau ini tidak terlalu mahal, beberapa orang lebih memilih pergi secara mandiri daripada bergantung kepada jasa tour and travel.
Daya tarik Pulau Tidung adalah airnya yang berwarna biru kehijauan dan pasir putihnya. Kebersihannya masih agak lumayan terjaga, meskipun masih ditemukan sampah-sampah berserakan. Kebersihan Pulau Tidung memang tidak terlalu sempurna, namun masih bisa dikatakan lebih baik darpada Pulau Bidadari atau Pulau Pramuka. Kepulauan Seribu dan Pulau Tidung pada khususnya, menjadi pilihan yang baik bagi warga Jabodetabek, yang ingin berwisata pantai, namun tidak ingin pergi terlalu jauh dari kota. Tentunya dengan biaya yang terjangkau.
Keberangkatan dari Muara Angke dengan kapal
Menuju Pulau Tidung
Cara mencapai Pulau Tidung cukup mudah. Kita dapat menggunakan jasa kapal yang berlabuh di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Biaya yang diperlukan untuk sekali jalan adalah Rp. 33.000. Waktu tempuh yang dibutuhkan adalah 2,5 - 3 jam. 
Kegiatan di Pulau Tidung
Tiba di dermaga Pulau Tidung
Pada dasarnya Pulau Tidung adalah pantai yang tenang dan tidak berombak dan berair jernih. Hal-hal yang dapat dilakukan disini adalah berenang (bermain air), bersantai di pinggir pantai, berfoto-foto, dan snorkeling. Jadi jangan harap Anda bisa surfing, karena tidak terdapat ombak disini. Untuk rekreasi air seperti banana boat atau jet ski juga blum dapat ditemukan disini. Jadi satu-satunya rekreasi air adalah snorkeling. Anda juga diwajibkan membawa kamera, karena banyak pemandangan pantai yang menarik disini.
Jembatan penghubung ke Pulau Tidung Kecil
Warna air yang biru-kehijauan
Transportasi yang digunakan di Pulau Tidung bagi wisatawan adalah sepeda. Jadi pastikan anda dapat mengendarai sepeda. Namun berhati-hatilah, sepeda yang disediakan terkadang "sepeda ala kadarnya", dimana kekurangan yang paling sering ditemukan adalah tidak terdapatnya rem. hendaknya berhati-hati jika bersepeda, karena jalanan sempit dan banyaknya anak-anak serta ayam yang berkeliaran di jalan. Tekstur pantai Pulau Tidung pada dasarnya adalah pantai dengan pasir putih dan air yang jernih. Wilayah pasirnya cenderung sempit, berbeda dengan Anyer atau Kuta yang memiliki wilayah pasir yang sangat luas. Selain pasir, terdapat juga pecahan-pecahan terumbu karang mati yang terbawa hanyut oleh air. Lautnya cenderung dangkal dan tidak terdapat banyak karang, hanya sejumlah rumput laut yang tersebar di bawah permukaan air.  Bagi anda penggemar snorkeling, keadaan bawah laut di Pulau Tidung cukup jernih. Terdapat aneka terumbu karang dan binatang laut, meskipun tidak dalam jumlah yang terlalu banyak. Menurut pengakuan nahkoda kapal yang saya tumpangi, beberapa terumbu karang sudah hancur akibat penangkapan ikan dengan bom oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Binatang laut yang saya jumpai disini antara lain ikan-ikan kecil, bintang laut, bulu babi dan ubur-ubur. Sebagai pulau, Pulau Tidung tentunya dikelilingi oleh pantai-pantai. Di bawah ini adalah panduan pantai-pantai di wilayah Pulau Tidung. 
Bagian Selatan
Bersepeda diantara alang-alang
Jika anda bertolak dari Jakarta/Tangerang, anda akan sampai di bagian selatan Pulau Tidung. Karena bagian selatan adalah bagian yang dekat dengan dermaga, pantai di bagian ini cenderung kurang menarik dan sedikit kotor karena sampah.  
Bagian Timur (Menuju Jembatan ke Pulau Tidung Kecil)
Di bagian timur Pulau Tidung, Anda akan menemukan sebuah jembatan kayu yang menghubungkan antara Pulau Tidung (Besar) dengan Pulau Tidung Kecil.  
Bagian Barat dan Utara
Di bagian barat Pulau Tidung, Anda akan menemukan sebuah pantai yang cenderung sepi, namun harus melalui jalur tanah dan pasir yang sedikit sulit medannya. Anda harus cukup piawai mengendalikan sepeda anda agar tidak terjatuh. Selama perjalanan ke barat, anda juga dapat menikmati perjalanan melalui alang-alang yang tinggi.

Akomodasi dan Penginapan
Anda tidak akan menemukan penginapan atau losmen di Pulau Tidung. Penginapan disini adalah rumah penduduk yang disewakan oleh penduduk-penduduk sekitar. Untuk fasilitas rumah penduduk tersebut tidak perlu dikhawatirkan, karena AC, TV dan kamar mandi sudah tersedia. Pada umumnya bila Anda menginap di sebuah rumah penduduk, biaya penginapan sudah lengkap bersama makan 3x sehari, sepeda dan sewa kapa/snorkeling. Biaya-biaya tersebut tentunya variatif tergantung dari masing-masing pneyedia jasa. Namun ketika saya berkunjung, saya mendapatkan semua itu dengan biaya Rp. 300.000 untuk 3 hari 2 malam. Cukup terjangkau bukan? 

Tips
Tips yang perlu dperhatikan saat berkunjung ke Pulau Tidung adalah:
  1. Siapkan obat anti mabuk bagi Anda yang rentan dengan mabuk laut. Meskipun guncangan kapal tidak terlalu keras, namun ada baiknya Anda membawa persiapan. 
  2. Perjalanan di kapal menuju Pulau Tidung akan memakan waktu yang cukup lama. Jadi sebelum berangkat, disarankan Anda untuk ke WC/Toilet terlebih dahulu sebelum naik ke kapal, karena WC/Toilet kapal sedikit kurang nyaman, khususnya bagi kaum perempuan. Apabila anda cepat bosan, disarankan pula membawa MP3 Player/Ipod/HP ber-MP3 untuk menghilangkan kebosanan. 
  3. Kapal akan menjadi sangat penuh, khususnya pada peak season. Jadi disarankan agar Anda sudah tiba di kapal sekitar 1 jam atau 30 menit sebelum keberangkatan. Hal ini agar anda mendapatkan tempat yang enak dan tidak berdiri hingga sampai di Pulau Tidung.
  4. Anda WAJIB bisa naik sepeda. Karena inilah satu-satunya transportasi di Pulau Tidung bagi wisatawan. Anda bisa saja menyewa becak atau becak motor yang juga tersedia. Namun anda harus berebutan dengan wisatawan lain. Ketika saya berkunjung disana, tidak banyak becak atau becak motor yang kosong. Mereka selalu saja mengantar para penumpang.
  5. Bagi para wanita, Pulau Tidung dikenal sebagai wilayah yang religius. Jadi disarankan untuk memakai baju renang yang cukup sopan. Tidak perlu serba tertutup, asalkan tidak terlalu terbuka, seperti bikini.
  6. Masalah sinyal HP juga merupakan masalah disini. Sinyal terkuat yang dijangkau disini adalah INDOSAT (Mentari/IM3), Telkomsel lemah, XL sangat lemah.
Rapor Pulau Tidung
Akomodasi dan Penginapan: 80
Meskipun tidak ada hotel atau losmen. Kenyaman yang ditawarkan untuk menginap di rumah penduduk sudah sangat baik. Fasilitas sudah lengkap

Keadaan Alam: 75
Pulau Tidung yang letaknya agak jauh dari Jakarta, menjadikannya masih asri dan bersih. Walaupun amat disayangkan sudah ditemukan sejumlah sampah di pinggir pantai.
                          
Keadaan Kota: 75
Sebagai pulau yang kecil, infrastuktur di Pulau Tidung patut diancungi jempol. Walaupun kecil, rumah penduduk sudah seperti yang kita temukan di Jakarta kota. Jalanan utama sudah di pave-block dengan rapi. Meskipun jalanan ke pantai masih berupa tanah dan pasir

Kuliner: 65
Meskpun Pulau Tidung adalah sebuah pantai. Sepertinya kekayaan laut yang didapat masih belum bisa diolah menjadi hidangan yang sangat lezat. Meskipun demikian, masakan laut yang disajikan di penginapan sudah sangat cukup.

Transportasi: 75
Karena Pulau Tidung adalah pulau kecil, hanya ada sepede sebagai transportasi darat dab kapal untuk menyebrang antar pulau. Hal ini justru menjadi kenyamanan dan daya tarik tersendiri

Fasilitas: 75
Fasilitas yang disediakan sudah lengkap, antara lain penjual minuman dan makanan dan puskesmas sudah tersedia.

Cinderamata: 50
Belum ada cinderamata yang khas dari Pulau Tidung. Saya sempat melihat ada ayng menjual kerang-kerangan, t-shirt dan keripik-keripik. Namun yang berjualan sangat jarang, hanya 1-4 toko saja.

Budgeting: 90
Untuk pantai sekelas Pulau Tidung, anda hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp. 290.000-Rp. 350.000 (belum termasuk biaya pengeluaran pribadi). Namun agar aman, lebihkan sedikit budget anda, (sekitar Rp. 400.000) mengingat tidak adanya ATM disini. 

Nilai Total Pulau Tidung: 73,125
Pulau Tidung adalah tujuan yang tepat bagi anda yang ingin sekedar bersantai di pantai. Suasananya yang tenang dan nyaman merupakan daya tarik tersendiri di pulau ini. Namun untuk menikmati pesona indah dari pulau ini, disarankan anda memiliki kondisi badan yang fit dan mampu bersepeda agar dapat maksimal mengeksplorasi pulau ini. Tidak lupa, salah satu daya tarik lain dari pulau ini adalah biayanya yang terjangkau.

Terima kasih kepada rekan petualang: Nadine, Ino, Nadya, Putri, Tria, Kechap, Yova, Reggie, Umar, Dhani, dan Emir, serta segenap warga Pulau Tidung. 
Tanggal kunjungan: 28-30 Mei 2010